BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Seperti yang kita telah ketahui
bahwa begitu banyak budaya yang ada di negara ini dari sejak zaman dahulu
kala,sebelum indonesia merdeka. Berbagai budaya diberbagai daerah terutama budaya
lokal telah banyak menyatu dengan agama islam yang berkembang di indonesia.
Ajaran ajaran islam yang diyakini oleh para umat islam memiliki nilai nilai
islam yang mempunyai peran sangat penting untuk mengembangkan kebudayaan islam
yang ada. Dengan kehadirannya agama islam dapat memberikan warna dan spirit
pada kebudayaan, sedangkan adanya suatu kebudayaan dapat memberikan kekayaan
terhadap islam, artinya antara islam dan kebudayaan adalah untuk bisa saling
melengkapi dan saling mengokohkan nilai nilai yang terkandung didalamnya.
Seiring dengan berkembangnya
wawasan manusia dan peradaban manusia yang semakin modern maka pola pikir
manusia dapat menjadi lebih berkembang. Manusia adalah makhluk yang paling
tinggi diantara makhluk lainnya yang mempunyai martabat dan harkat yang tinggi karena manusia mempunyai akal budi. Dengan
adanya akal budi manusia mampu menciptakan pengetahuan, teknologi, seni dan
keseluruhan yang dihasilkan oleh akal budi untuk tersebut dapat dikelola guna
untuk menghasilkan produk produk yang dapat dimanfaatkan oleh manusia guna
untuk menuju peradaban yang modern seperti sekarang ini. Jika dikaitkan dengan
kebudayaan islam maka manusia merupakan suatu fungsi untuk meneruskan
kebudayaan islam dimasa lalu untuk menjalankan peradaban modern. Kebudayaan
islam dijadikan sebagai pedoman agar manusia tidak terjerumus dalam hal hal
yang negatif dan umat manusia dapat memahami betapa pentingnya mempelajari
kebudayaan islam agar kita sebagai umat manusia dapat mengetahui tentang
bagaimana kebudayaan islam yang sesungguhnya, dan pada makalah ini kami berusaha
untuk membahas sedikit tentang “kebudayaan islam”.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengaruh kebudayaan
islam bagi manusia ?
2.
Bagaimanakah kebudayaan
islam ?
3.
Bagaimana sejarah
intelektual islam ?
C.
MANFAAT
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini :
1.
Manusia sebagai makhluk
yang sempurna dapat mengembangkan kemampuannya yang berlandasan pada al-qur’an.
2.
Manusia dapat menyesuaikan
diri dengan berpegang teguh pada ajaran-ajaran sejarah kebudanyaan islam.
3.
Dan kita dapat mengetahui bagaimana
kebudayaan islam yang ada di indonesia.
D.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui tentang
kebudayaan islam.
2.
Untuk mengetahui nilai
nilai kebudayaan dalam islam.
3.
Untuk mengetahui bagaimana
masjid menjadi pusat peradaban islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEBUDAYAAN
ISLAM
1.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan
menurut selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sedangkan kebudayaan menurut Edward B.Tylor,
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya mengandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Dari definisi
definisi diatas dapat diperoleh suatu pengertian mengenai suatu kebudayaan yang
mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda
benda atau bangunan bangunan yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda benda yang bersifat nyata, pola pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain
lain yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
2. UNSUR UNSUR KEBUDAYAAN
Ada beberapa
pendapat ahli yang mengemukakan mengenai unsur kebudayaan, antara lain sebagai
berikut :
Ø
Bronislow Molinowski
mengatakan bahwa ada 4 unsur pokok yang meliputi :
·
Sistem norma sosial yang
memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri
dengan alam sekelilingnya.
·
Alat alat atau lembaga
lembaga untuk pendidikan ( pendidikan dari keluarga adalah lebih utama)
·
Organisasi politik
·
Organisasi ekonomi
Ø
Melville j.Hereskovits,
mengatakan bahwa kebudayaan memiliki 4 unsur yang pokok, yaitu :
·
Sistem ekonomi
·
Alat alat teknologi
·
Kekuasaan politik
·
Keluarga
3. Pengertian Kebudayaan Islam
Seperti yang kamu ketahui pada
bagian sebelumnya bahwa pengertian kebudayaan secara sederhana dapat dipahami
sebagai keseluruhan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia dan digunakan sebagai
pedoman untuk memahami lingkungannya dan sebagai pedoman untuk mewujudkan
tindakan dalam menghadapi lingkungannya. Kebudayaan Islam merupakan keseluruhan
aktivitas manusia muslim dan hasilnya yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Karena kebudayaan Islam dilandasi atas agama Islam, maka kebudayaan Islam memiliki beberapa keunikan dibandingkan dengan kebudayaan lain. Keunikan itu dapat dilihat dari adanya keinginan kuat mempertahankan moral atau akhlak dalam menciptakan suatu kebudayaan Islam, selain selalu dikaitkan dengan keberadaan Tuhan, toleransi, persaudaraan, kewajiban menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagainya. Sebagai salah satu contoh, pembangunan masjid dengan segala arsitekturnya, merupakan bentuk perwujudan dari kreativitas umat Islam dalam pengabdiannya kepada Allah SWT. Pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagainya, merupakan penerapan dari ajaran Islam yang mengharuskan umat Islam melakukan pembacaan atau riset terhadap alam dan segala isinya.
Karena kebudayaan Islam dilandasi atas agama Islam, maka kebudayaan Islam memiliki beberapa keunikan dibandingkan dengan kebudayaan lain. Keunikan itu dapat dilihat dari adanya keinginan kuat mempertahankan moral atau akhlak dalam menciptakan suatu kebudayaan Islam, selain selalu dikaitkan dengan keberadaan Tuhan, toleransi, persaudaraan, kewajiban menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagainya. Sebagai salah satu contoh, pembangunan masjid dengan segala arsitekturnya, merupakan bentuk perwujudan dari kreativitas umat Islam dalam pengabdiannya kepada Allah SWT. Pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagainya, merupakan penerapan dari ajaran Islam yang mengharuskan umat Islam melakukan pembacaan atau riset terhadap alam dan segala isinya.
4. Wujud Kebudayaan
Islam
Wujud kebudayaan menurut J.J. Hoenighman, dibedakan
menjadi tiga yaitu gagasan ( wujud ideal ), tindakan ( aktivitas ), dan artefak
( karya ), maka wujud kebudayaan Islam juga tidak lepas dari tiga unsur
tersebut. Hanya saja, wujud kebudayaan Islam selalu bernafaskan ajaran Islam
dalam setiap penciptaan dan kreasi umat Islam. dalam bentuk gagasan, yaitu
wujud ideal, maka bentuk kebudayaan Islam terdapat dalam alam pemikiran
masyarakat muslim. Jika masyarakat muslim menyatakan gagasannya dalam bentuk
tulisan, maka lokasi kebudayaan Islam berada dalam karangan atau karya para
penulis muslim.
Dalam catatan sejarah Islam, banyak lahir tokoh-tokoh pemikir muslim yang mewujudkan pemikirannya dalam bentuk karya tulis, seperti al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, al- Rasi, Ibn Rusyd, dan lain-lain. Karya mereka hingga kini masih dapat dibaca oleh masyarakat dunia. Begitu juga wujud kedua, yaitu aktivitas, yang melahirkan norma-norma dan perilaku yang didasari atas ajaran Islam, dan wujud ketiga, yaitu artefak, wujud kebudayaan fisik berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karyasemua manusia dalam masyarakat.
Dalam catatan sejarah Islam, banyak lahir tokoh-tokoh pemikir muslim yang mewujudkan pemikirannya dalam bentuk karya tulis, seperti al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, al- Rasi, Ibn Rusyd, dan lain-lain. Karya mereka hingga kini masih dapat dibaca oleh masyarakat dunia. Begitu juga wujud kedua, yaitu aktivitas, yang melahirkan norma-norma dan perilaku yang didasari atas ajaran Islam, dan wujud ketiga, yaitu artefak, wujud kebudayaan fisik berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karyasemua manusia dalam masyarakat.
B. ISLAM
DALAM BUDAYA INDONSIA
Tumbuh
kembangnya negara islam diolah sedemikian rupa oleh para juru dakwah dengan
berbagai cara, baik melalui bahasa maupun budaya, seperti yang telah dilakukan
oleh para wali Allah SWT di pulau jawa. Para wali Allah di berbagai daerah yang
ada dijawa, mereka dapat menerapkan ajaran ajaran islam melalui bahasa maupun
budaya yang ada di dikehidupan masyarakat setempat.
Sedikit demi sedikit dan dengan cara yang lembut, perlahan lahan para
wali Allah memasukan nilai nilai islam dalam budaya budaya yang ada di
masyarakat, sehingga secara tidak sengaja masyarakat telah memperoleh nilai
nilai yang terkandung dalam agama islam, yang akhirnya semua nilai nilai islam
yang telah menyatu dalam budaya masyarakt setempat dapat dikemas dan berubah
menjadi adat istiadat dalam kehidupan sehari hari, dan secara langsung
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan kebudayaan yang ada
diindonesia. Misalnya, setiap diadakan upacara adat selalu menggunakan bahasa
arab ( al-quran ), yang secara langsung telah masuk ke dalam bahasa daerah dan
indonesia, hal tersebut tidak disadari bahwa yang dilaksanakan adalah ajaran
ajaran yang ada didalam agama islam.
Begitu juga dengan ajaran islam yang komprehensif, seperti
dilaksanakannya hari raya i’dul fitri 1 syawal yang sebenarnya pada awalnya
dirayakan secara serentak dan bersama oleh seluruh umat islam dimanapun mereka
berada, namun kemudian yang berkembang di indonesia bahwa segenap lapisan
masyarakat tanpa pandang bulu dengan tidak memandang agama dan keyakinannya
secara bersama sama mengadakan syawalan ( halal bi halal ) selama satu bulan
penuh dalam bulan syawal, hal inilah yang pada hakekatnya berawal dari ajaran
islam, yaitu mewujudkan ikatan persaudaraan antar sesama dengan cara saling
bersilaturahmi satu sama lain, sehingga dapat terjalin hubungan akrab antar
sesama maupun dalam keluarga.
Berkaitan dengan nilai nilai kebudayaan yang lain juga dapat dikemukakan
sesuai dengan perkembangan zaman terutama pada ciri dan corak kebudayaan
seperti bangunan pada masjid-masjid yang ada diindonesia yang dibangun dengan
menggunakan ciri yang khas di dalam daerah daerah setempat. Nilai nilai yang
ada dalam islam sangat mempengaruhi pada adanya pertumbuhan bangunan-bangunan
yang abstrak dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Perkembangan budaya islam yang terdapat pada masjid secara nyata dapat
ditunjukan dengan adanya masjid masjid tua yang kemudian diperbaiki dengan
ditambahkan konstruksi baru. Hal tersebut dapat dicontohkan beberapa masjid di
indonesia yang menambah bangunan seperti, masjid menara kudus dengan bagian
depan bangunan masjid berwujud pintu gerbang dan kubah dengan gaya arsitektur
kayu indonesia, kemudian masjid di sumenep madura yang bangunan pintu
gerbangnya bergaya arsitektur eropa, dan masjid di sumatra barat dengan
pembangunan puncak tumbang dengan mahkota kubah.
Islam
sebagai agama rahmatan lil alamin dapat dilihat dalam segala aspek kehidupan
masyarakat di indonesia, baik dalam aspek sosial, politik, ekonomi, dan agama
sehingga nilai nilai islam yang terdapat dalam kebudayaan indonesia secara
keseluruhan tidak dapat dihindari, hal ini sebagaimana telah dikemukakan pada
pembahasan tentang kebudayaan islam yang ada di indonesia.
C. NILAI
NILAI ISLAM DALAM BUDAYA INDONESIA
Di zaman
modern ada satu fenomena yang menarik untuk kita simak bersama yaitu semangat
dan pemahaman sebagian generasi muda umat islam yang mempelajari dan
mengamalkan ajaran- ajaran islam. Mereka berpandangan bahwa islam yang benar
adalah segala sesuatu yang ditampilkan oleh baginda Nabi Muahammad Saw, secara
utuh termasuk pada nilai nilai budaya arabnya. Kita sepakat bahwa Nabi Muhammad
Saw adalah Rasul Allah dan kita tahu bahwa islam itu lebih dari beliau, dan
orang yang mengingkari kerasulannya adalah kafir.
Nabi muhammad
Saw adalah rasul Allah Swt dan perlu di ingat pula bahwa beliau adalah orang
arab, dalam kajian budaya sudah barang tentu apa yang ditampilkan dalam
kehidupannya terdapat nilai nilai budaya lokal. Sedangkan nila nilai keislaman
adalah bersifat universal. Maka dari itu, sangat di mungkinkan apa yang di
contohkan oleh nabi dalam hal mua’malah ada nuansa nuansa yang dapat kita
aktualisasikan dalam kehidupan modern dan disesuaikan dengan muatan budaya
lokal masing masing. Contohnya dalam cara berpakaian. Dalam ajaran islam
sendiri meniru budaya suatu kaum yang lain boleh boleh saja selama tidak
bertentangan dengan nilai nilai dasar dalam islam. Apalagi yang ditirunya
adalah panutan suci Nabi Muhammad Saw, namun yang tidak boleh adalah menganggap
bahwa nilai nilai budaya arabnya dipandang sebagai ajaran islam. Seperti
perkembangan dakwah islam melalui bahasa dan budaya, sebagaimana yang telah di
lakukan oleh para wali Allah di tanah jawa. Karena kehebatan para wali Allah
dalam mengemas ajaran islam dengan bahasa dan buadaya setempat, sehingga
masyarakat tidak menyadari bahwa nilai nilai islam telah masuk dan menjadi
tradisi dalam kehidupan sehari hari.
D. MASJID
SEBAGAI PUSAT PERADABAN ISLAM
Masjid
berasal dari istilah sajada yasjudu yang mengandung arti bersujud atau
sembahyang. Masjid merupakan rumah Allah ( Baitullah ), sehingga orang yang
masuk masjid di perintahkan untuk shalat sunnah tahiyyatul masjid (menghormati
masjid) sebanyak dua rakaat. Nabi Saw bersabda dalam hadist yang diriwayatkan
oleh Abu Dawud r.a : “ jika seseorang memasuki masjid jangan dulu duduk sebelum
mengerjakan shalat dua rakaat”.
Masjid pertama
kali didirikan oleh Nabi Muhammad Saw di Madinah, yaitu pada tahun 622 bulan
Rabiulawal tahun I hijriyah bertepatan dengan awal mula Nabi Muhammad Saw
bertempat tinggal di madinah, masjid tersebut adalah masjid madinah (Masjid
Nabawi), adalah masjid utama ketiga sesudah masjidil haram dan masjidil aqsha.
Sebagian besar masyarakat memahami
masjid sebagai sarana atau tempat untuk ibadah, terutama untuk shalat, padahal
sebenarnya masjid memiliki fungsi yang sangat luas daripada sekedar untuk
shalat. Pada awal berdirinya masjid, fungsi masjid belum berpindah dari fungsi
yang utama yaitu melakukan shalat, namun perlu diketahui pada zaman Rasulullah
Saw masjid di manfaatkan sebagai pusat peradaban dan kebudayaan islam. Nabi
Muhammad Saw menumbuh kembangkan agama islam termasuk di dalamnya mengajarkan
al-qur’an, al hadist, dan bermusyawarah untuk mufakat dalam usaha menyelesaikan
berbagai macam persoalan umat islam, membina sikap dasar orang islam kepada
orang orang non muslim, sehingga segala macam ikhtiar untuk mengembangkan umat
islam justru berasal dari masjid. Masjid juga digunakan sebagai ajang
pengumuman hal hal penting yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan umat
islam.
Selain
itu masjid juga berfungsi sebagai tempat sosial, yang dipergunakan seperti
hotel bagi seseorang yang sedang mengadakan perjalanan, hal itu juga pernah
dialami oleh seorang budak wanita yang baru di bebaskan, karena tidak memiliki
rumah kemudian ia mendirikan kemah dihalaman masjid. Orang orang
mengumandangkan ayat ayat al qur’an di dalam masjid dengan suara merdu dan lagu
lagu yang islami.
Asas asas
islam yang di dalamnya mengandung kepustakaan dapat dilihat pada turunnya wahyu
yang pertama, surat Al-Alaq : 1-5 yang artinya Bacalah dengan menyebut nama
Tuhan mu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,
Bacalah dan Tuhanmu lah yang Maha Pemurah Yang Maha Mengajar manusia dengan
perantaraan kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang manusia tidak
mengetahuinya. Ayat tersebut menjelaskan, bahwa tempat bersandar kepustakaan
adalah membaca dan menulis. Membaca dan menulis merupakan pertanda bagi
lahirnya kepustakaan islam sesudah wafatnya Nabi. Kepustakaan islam adalah
pusat pendidikan, pengajaran, dan dakwah islam. Pada waktu Nabi Muahammad masih
hidup masjid merupakan perpustakaan sekaligus sebagai gudang ilmu.
Sejarah
pertumbuhan bangunan masjid berkaitan erat dengan perkembangan daerah islam dan
kota kota baru. Pada waktu awal islam berkembang ke berbagai negara, umat islam
bertempat tinggal di tempat yang baru, dengan menggunakan sarana masjid sebagai
ajang untuk kepentingan sosial. Masjid juga merupakan bentuk pengejewantahan
tumbuhnya kebudayaan islam yang demikian penting.
Konstruksi
bangunan masjid yang indah dapat ditemukan di spanyol, india, suria, kairo,
bagdad serta serta beberapa daerah di Afrika juga merupakan pertanda sejarah
monumen umat islam yang pernah mengalami zaman keemasan pada bidang teknologi,
konstruksi, seni dan ekonomi. Seni arsitektur masjid tidak terlepas dari
pengaruh seni arsitektur Arab, Persia, Byzantium, India, Mesir, dan Ghotik.
Bangunan dan ciri khas arsitektur masjid, semenjak zaman khalifah sampai saat
ini terdapat perbedaan anatara satu dengan yang lainnya. Tetapi secara
keseluruhan dilandasi adanya jiwa ketauhidan dan perwujudan rasa cinta dan
kasih sayang kepada Allah SWT.
E. KONSEP
IPTEKS DALAM AL QUR’AN
Secara etimologis ilmu adalah
pengetahuan yang jelas tentang suatu kata ilmu dalam berbagai bentuknya. kata
ilmu terulang 854 kali dalam al qur’an. Kata ini dalam arti proses pencapaian
pengetahuan dan objek pengetahuan. Munculnya berbagai macam ilmu pengetahuan
yang semakin meluas disebabkan semakin berkembangnya objek forma yang diiringi
oleh kemajuan aktifitas dan daya nalar manusia.
Sebagai pengembangan daya pikir, ilmu
adalah produk akal manusia yang mempunyai sifat relatif, sehingga tidak ada
istilah final dalam suatu produk ilmu pengetahuan. Begitu juga kebenaran ilmu
pengetahuan tidak ada yang bersifat mutlak dan pasti, sehingga terbuka kesempatan
setiap saat untuk memperbaiki atau memperbaharuinya.
Dalam pandangan islam, ilmu adalah
keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk yang
lainnnya, guna untuk menjalankan fungsi kekhalifahan. Seperti yang telah
dijelaskan dalam firman Allah : “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
benda seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat, lalu malaikat
berkata : “sebutkanlah kepadaku nama benda-benda itu jika kamu memang orang
yang benar”. Kemudian Allah berfirman : “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu,
bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa
yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan”.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pengertian kebudayaan
adalah sesuatu yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan kebudayaan
Islam adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia (segala tindakan dan sikap
seseorang) untuk merealisasikan pokok ajaran Islam dalam kehidupan, yang
diperoleh dan dikerjakan dengan menggunakan hasil pendapat budi pekerti yang
didasari oleh Alquran dan hadits dengan tujuan untuk mencapai kesempurnaan.
Jadi dalam kebudayaan
islam banyak mengandung nilia-nilai agama yang bersifat Universal dan dapat
kita jadikan percontohan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Masjid bukan hanya
berfungsi sebagai tempat ibadah saja tetapi ia juga memiliki fungsi sebagai
pusat peradaban islam.
Dakwah Islam ke
Indonesia lengkap dengan seni dan kebudayaannya, maka Islam tidak lepas dari
budaya Arab. Permulaan berkembangnya Indonesia, dirasakan demikian sulit untuk
mengantisipasi adanya perbedaan antara ajaran Islam dengan kebudayaan Arab.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .
B. Rumusan Masalah.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
C. Manfaat. . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .
D. Tujuan. . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .
BAB II PEMBAHASAN
A. Kebudayaan
Islam. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . .
B.
Islam Dalam Budaya Indonesia . .
. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C.
Nilai-Nilai Islam Dalam Budaya Indonesia. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .
D.
Masjid Sebagai Pusat Peradaban Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .
E.
Konsep Ipteks Dalam Al Qur’an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR
PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA
Ø
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita
jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini,
lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat
kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi
lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih
sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada
Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan
berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami
menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam
hal pengkonsolidasian kepada dosen serta
teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya
menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik
dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang
paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami
susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari
judul ini (
Kebudayaan dan Islam ) sebagai
tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Yogyakarta,9 Oktober 2012
Penyusun
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita
jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini,
lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat
kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi
lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih
sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada
Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan
berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami
menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam
hal pengkonsolidasian kepada dosen serta
teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya
menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik
dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang
paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami
susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari
judul ini (
Kebudayaan dan Islam ) sebagai
tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Yogyakarta,8 Oktober 2012
Penyusun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar