Kamis, 18 Oktober 2012


"Gubernur baru, dengarkanlah harapan kami"

Senin, 15 Oktober 2012 21:48 WIB | 1606 Views

Jakarta (ANTARA News) - Suasana Jakarta pada hari ini tidak berbeda dengan hari-hari lainnya. Namun bagi sebagian besar warga DKI Jakarta, hari ini adalah hari baru yang penuh harapan.
"Hari ini Jakarta punya gubernur dan wakil gubernur baru. Dan saya hanya bisa berharap pemimpin baru ini bisa lebih mendengarkan keluhan warga Jakarta, tidak sombong dan sok pintar," ujar Miftahul Mirza,  warga Jakarta yang berdomisili di Kramat Jati, Jakarta Timur.
Ibukota Indonesia pada Senin 15 Oktober memiliki gubernur dan wakil gubernur baru. Para warga berkumpul untuk menyaksikan pelantikan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017.
Pemimpin baru Jakarta yang diharap penuh oleh warganya, bisa memberikan perubahan DKI Jakarta ke arah yang lebih baik.
Sulistyowati, ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, berharap gubernur baru DKI Jakarta bisa menyelesaikan permasalahan ibukota, yang menurutnya sudah 'kronis'.
"Ibarat terkena penyakit, Jakarta itu penyakitnya kronis. Kemacetan, banjir, rasa tidak nyaman dan aman adalah penyakit kronis Jakarta yang harus disembuhkan. Dan saya berharap penuh bapak gubernur dan wakilnya dapat menyembuhkan Jakarta," kata ibu dua anak ini yang mengaku area rumahnya seringkali kena banjir.
Rasa aman dan nyaman memang sudah menjadi barang langka di Jakarta, hal inilah yang juga dikeluhkan oleh Intani Maharani, mahasiswi semester tujuh di salah satu universitas swasta di bilangan Semanggi, Jakarta Selatan.
"Macet dan banjir jelas membuat rasa nyaman berkurang. Padahal mobilitas warga Jakarta kan tinggi yah, kalau macet bayangkan berapa kerugian yang harus ditanggung," ujar Intani.
Intani juga menanggapi dengan kritis perihal brutalnya pengendara motor di ruas-ruas jalan Jakarta yang menyebabkan rasa aman berkurang. Salah satu temannya pernah menjadi korban tabrak lari seorang pengendara motor yang berkendara di trotoar . Padahal, trotoar disediakan bagi para pejalan kaki, bukan pengendara motor.
"Yang saya harapkan adalah, pak Jokowi-Ahok bisa memberikan peraturan yang tegas untuk para pengendara motor yang brutal dan tidak mentaati aturan. Sistem transportasi umum di Jakarta juga harus dibenahi tuh," ujar Intani.
Masalah transportasi umum juga dikeluhkan oleh Johan Syamsuri, karyawan swasta di Jakarta, yang merupakan pengguna transportasi umum.
Johan berpendapat bahwa warga Jakarta masih lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, karena merasa tidak nyaman dengan transportasi umum yang tersedia.
"Busway armadanya jarang dan unitnya sudah jelek, kereta komuter sering bermasalah, bus-bus umum juga ga keruan baik cara si sopir mengemudi maupun armada yang sudah sangat tidak layak digunakan," ujar Johan.
Menurutnya, hal-hal tersebutlah yang membuat kemacetan di Jakarta semakin meningkat.
"Coba kalau transportasi umum nyaman, pasti yang naik kendaraan pribadi berkurang. Otomatis kemacetan juga berkurang, tolong ini diperhatikan oleh Jokowi dan Basuki," ujar Johan.
Masih berhubungan dengan transportasi, Arimbi, salah satu karyawati swasta yang berkantor di bilangan Kuningan, mengatakan bahwa segala fasilitas yang terkait dengan transportasi umum akan menjadi PR (pekerjaan rumah) gubernur dan wakil gubernur yang baru.
"Tiang-tiang besar yang katanya mau dijadikan tiang monorail mana kelanjutannya? Dananya habis dikorupsi sih. Ga habis pikir saya," ujar Arimbi.
"Pokoknya, Jokowi dan Basuki, janji tidak akan korupsi ya. Tapi harus memberantas mereka yang mencuri uang rakyat," kata Arimbi berpesan.
Berbagai harapan lain diucapkan oleh warga Jakarta kepada pemimpin barunya. Keinginan supaya kesejahteraan lebih diperhatikan juga menjadi salah satu harapan warga Jakarta
"Jakarta itu kan tidak seputaran Kuningan, Sudirman, Thamrin, yang banyak gedung-gedung pencakar langit. Masih banyak warga yang tinggal di kolong jembatan, di pinggiran kali, atau rel kereta. Pak Jokowi dan pak Ahok sudah janji mau membereskan ini lho," ujar Munir salah satu penduduk warga Jakarta yang berdomisili di Pasar Jumat.
Kecemasan warga
Birokrasi di Indonesia, tidak hanya di Jakarta, seringkali terkait dengan praktik-praktik tidak benar seperti korupsi. Hal inilah yang ditakuti oleh beberapa warga Jakarta, takut akan kepemimpinan baru yang dikotori oleh koruptor.
"Pak Jokowi dan pak Ahok, janji jangan korupsi ya. Tapi harus memberantas korupsi lho," ujar Aan Priyatna, seorang karyawan satu bank swasta yang berlokasi di area Sudirman.
Kecemasan serupa juga diungkapkan oleh Hasannudin, seorang pensiunan pegawai negeri yang berdomisili di Tomang.
"Saya sungguh berharap, mudah-mudahan gubernur dan wakilnya yang hari ini dilantik tidak dipengaruhi oleh partai-partai politik di sekelilingnya yah. Kebijakannya jangan sampai berpihak," pesan Hasannudin.
Tidak hanya orang dewasa yang merasa cemas. Shasa Larasati, seorang siswi SMP swasta di bilangan Jakarta Pusat turut berpesan untuk sang gubernur dan wakil gubernur yang baru saja dilantik.
"Bapak-bapak yang terhormat, jangan hanya beri janji-janji semata ya. Dengarkanlah harapan kami," ujar Shasa.
(M048)
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar