PAPER
LEMBAGA
KEMAHASISWAAN
Dosen Pengampu: Ambar
Sari Dewi, M.Si
Disusun oleh:
Asep Mahfud (
12720045 )
Prodi/Matakuliah/Semester:
Sosiologi/Pengantar
Sosiologi/I
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
YOGYAKARTA
2012
BAB
I
Pendahuluan
a. Latar Belakang
Dalam dunia
perkuliahan atau dunia akademik di indonesia terdapat berbagai macam organisasi
yang tersedia bagi para mahasiswa. Lembaga/Organisasi keMahasiswaan adalah
suatu hal yang menarik untuk dibahas karena dengan adanya organisasi/lembaga
dalam dunia kampus dapat memberikan banyak warna dan manfaat bagi para
mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi. Melalui organisasi tersebut para
mahasiswa dapat menemukan hal-hal baru yang mereka tidak menemukannya di dalam
kelas atau dalam dunia akademis.
Dalam organisasi
mahasiswa (ORMAS) juga tidak lepas dari adanya struktur organisasi yang
didalamnya secara otomatis tercipta atau menimbulkan adanya sebuah stratifikasi
sosial (pengelompokan masyarakat) yang bersifat hierarkis (bertingkat) menurut
dimensi kekuasaan yang di dasarkan pada previlese dan pestise. Adanya
penggolongan dari para personil dalam suatu organisasi ialah dimaksudkan atau
bertujuan untuk mengetahui dan menentukan setiap personil ( dirinya lebih rendah
atau lebih tinggi kedudukannya ) dalam suatu organisasi mahasiswa di dalam
setiap tingkatan-tingkatannya yang ada didalam suatu organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Stratifikasi Sosial (pengelompokan
Masyarakat) Pada Organisasi Mahasiswa dari Segi Ekonomi, Sosial dan Politik.
Organisasi
Mahasiswa ( ORMAS ) adalah suatu organisasi yang dijalankan oleh banyak orang
khusunya oleh para mahasiswa Yang berfungsi sebagai wadah untuk dapat
mengembangkan diri dan melatih diri dalam memimpin, membimbing dari personal
tingkat atas pada personal-personal dibawahnya. Adapun struktur lemba/organisasi
kemahasiswaan ialah ketua/pimpinan universitas, BEM universitas (badan
eksekutif mahasiswa), BEMF (badan eksekutif mahasiswa fakultas), UKM (unit kegiatan
mahasiswa), para anggota (mahasiswa). Dibawah ini akan dijelaskan tentang
kategori stratifikasi sosial dari segi ekonomi, sosial dan politik:
1.
Sistem pelapisan sosial berdasarkan
kriteria ekonomi.
Sistem ini terbagi kedalam tiga kelas
yang di dasarkan pada materi: kelas atas, kelas menengah, kelas bawah.
a.
Kelas Atas ( ketua/pimpinan
universitas )
Dalam organisasi mahasiswa yang
menduduki kelas paling atas berdasarkan segi ekonominya adalah ketua/pimpinan
universitas. Dalam ORMAS seorang pimpinan adalah seorang yang menyandang gelar
yang tertinggi serta yang mempunyai ukuran kehormatan yang tinggi dari para orang-orang
yang mempunyai jabatan dibawahnya.
Dikarenakan juga seorang pimpinan mempunyai wewenang/otoritas penuh dalam
mengkoordinir dan juga memerintah kepada orang-orang yang mempunyai jabatan
dibawahnya dalam menjalankan berbagai kegiatan yang ada dalam organisasi.
b.
Kelas Menengah
Dalam organisasi mahasiswa yang
menduduki kelas sosial menengah berdasarkan kriteria ekonominya adalah badan
eksekutif mahasiswa (BEM), badan eksekutif mahasiswa (BEMF), dan unit kegiatan
mahasiswa (UKM). Para personil diatas adalah yang menyandang gelar tertinggi
dibawah gelar/jabatan seorang pimpinan. Mereka tetap mendapat ukuran kehormatan
yang tinggi dari para anggotanya dari lapisan paling bawah. Mereka juga tetap
mempunyai ukuran kekuasaan/wewenang dari posisi jabatannya untuk mengatur para
anggota pada lapisan yang paling bawah.
c.
Kelas Bawah
Para anggota (mahasiswa) yang menjadi
anggota dan tidak memiliki gelar/jabatan khusus dalam organisasi maka mereka
termasuk pada lapisan sosial yang paling bawah dalam tubuh organisasi
mahasiswa. Para personal yang menjadi anggota, mereka tidak mempunyai
wewenang/kekuasaan untuk mengatur. Sebagai anggota, segala apa yang mereka
kerjakan adalah tergantung dari para atasan mereka, yang mempunyai hak dan
wewenang untuk mengatur dan mengadakan berbagai acara dalam organisasi
mahasiswa, serta mengatur dan mengoptimalkan jalannya acara atau kegiatan yang
ada. Sebagai anggota, mereka hanya mempunyai hak untuk menyampaikan aspirasi
mereka terhadap para atasan mereka.
2.
Sistem pelapisan sosial berdasarkan
kriteria sosial
a.
Yang dihormati/terhormat
Setiap orang yang memiliki
kekuasaan/jabatan tinggi maka ia akan menjadi yang terhormat dan selalu
dihormati oleh orang-orang yang dibawahnya. Begitu juga dalam organisasi
kemahasiswaan, seorang pimpinan universitas ia lebih di hormati dan di hargai
oleh para personil di bawahnya, karena ia memiliki ia memiliki jabatan tinggi
dan juga memiliki hak/wewenang dan otoritas tertinggi dalam dalam memberikan
perintah dan mengawasi setiap jalannya kegiatan dalam organisasi kemahasiswaan.
b.
Yang tidak/kurang dihormati
Dalam pelapisan organisasi
kemahasiswaan dapat diketahui bahwa orang-orang yang kurang dihormati ialah
mereka yang mempunyai jabatan dibawah jabatan seorang pimpinan universitas,
termasuk para anggota (mahasiswa) yang tidak mempunyai gelar/jabatan dalam
tubuh organisasi, mereka termasuk orang-orang yang kurang dihormati/tidak
dihormati dalam tubuh organisasi.
3.
Sistem Pelapisan sosial berdasarkan
kriteria politik
Secara umum kriteria politik terbagi dua yaitu
elit kekuasaan (kelompok dominan) dan grass root (massa,terdominasi).
a.
Elit kekuasaan ( Kelompok Dominan )
Personal yang menempati jabatan
tertinggi dalam lembaga/organisasi kemahasiswaan adalah seorang pimpinan/ketua
organisasi kemahasiswaan dan oleh sebab itu maka dengan gelarnya yang menempati
posisi tertinggi dalam organisasi maka ia mendapatkan ukuran kehormatan yang
paling tinggi serta lebih disegani dan disanjung oleh rakyatnya karena ia
memiliki wewnang dan otoritas tertinggi dalam mengatur berbagai acara/kegiatan
dalam lembaga/organisasi kemahasiswaan. Dan yang menempati kelompok dominan
yang kedua adalah para personil yang mempunyai kedudukan/jabatan di bawah
jabatan seorang pimpinan: BEM, BEMF dan UKM. Mereka adalah yang termasuk
kedalam kelompok dominan yang menengah/kedua setelah pimpinan
lembaga/organisasi kemahasiswaan.
b.
Grass Root ( Massa, Terdominasi )
Dalam organisasi kemahasiswaan yang
termasuk kedalam kelompok yang terdominasi (Grass Root) adalah para anggota
(mahasiswa), karena para anggota lah yang tidak memiliki hak dan kekuasaan
untuk mengatur. Para anggota hanyalah kelompok terdominasi yang menjalankan
setiap kegiatan dan aturan-aturan yang telah di tetapkan oleh atasan mereka
yang mempunyai wewenang untuk memberi aturan, mereka lah yang memiliki
kekuasaan terendah dalam organisasi kemahasiswaan.
B. Status Sosial (kedudukan) Dan Peranan
(Role)
1.
Di dalam setiap pelapisan sosial atau
organisasi pasti selalu terikat dengan adanya struktur dan unsur-unsur
didalamnya yang memiliki posisi-posisi/kedudukan tertentu yang di duduki oleh
setiap personal khusus dalam struktur yang ada dalam lembaga kemahasiswaan.
Setiap personal dalam struktur/unsur-unsur organisasi yang memiliki kedudukan
tertinggi, sedang ataupun terbawah dapat dilihat atau diketahui melalui dengan
siapa mereka bergaul atau berhubungan dengan orang-orang lainnya dalam suatu
sistem. Dengan mengetahui hubungan-hubungan para personil yang menjabat dalam
struktur organisasi dengan orang lain, dapat membentuk sebuah penilaian dari
setiap orang yang berbeda-beda terhadap orang-orang yang lainnya, yang
didasarkan atas jalinan hubungan/pergaulan yang mereka jalani dengan
orang-orang yang lainnya.
Ada dua
cara agar seseorang mendapatkan status sosial yang tinggi maupun yang sedang.
Yang pertama yaitu ascribed status, kedudukan/jabatan yang diperoleh bukan
karena kerja keras melainkan karena faktor keturunan dan bukan berdasarkan pada
kemampuan. Sedangkan achieved status adalah jabatan/kedudukan yang diperoleh dengan
kerja keras berdasarkan usaha yang disengaja yang didasarkan pada kemampuan.
Semakin tinggi social statusnya, seperti ketua/pimpinan, maka semakin banyak
hak dan fasilitas dan semakin mudahnya akses bagi para penyandang jabatan
tertinggi.
2.
Peranan ( Role )
Setiap
unsur-unsur dalam struktur organisasi mempunyai kedudukan dan peranannya
masing-masing. Mereka mempunyai tugas dan kewajibannya tersendiri dalam
organisasi, dan apabila mereka telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya maka mereka telah menjalankan peranannya.
Berikut
ini adalah unsur-unsur/struktur lembaga kemahasiswaan dan peranannya:
i.
Pimpinan universitas:
mengatur/mengkoordinir setiap bawahannya dalam pelaksanaan setiap kegiatan.
ii.
BEM universitas: mengkoordinasikan
kegiatan kemahasiswaan dalam bidang ekstrakurikuler, merencanakan dan
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler.
iii.
UKM : merencanakan dan melaksankan
kegiatan ekstrakurikuler pada tingkat universitas yang bersifat lintas
fakultas/prodi.
iv.
BEMF : Memawikili kegiatan mahasiswa
ditingkat fakultas untuk dapat mengembangkan wawasan keilmuannya difakultas,
Merencanakan dan memprogram ekstrakurikuler dan kokulikuler.
Demikianlah struktur lembaga kemahasiswaan
dan peranannya. Setiap pelapisan sosial dalam organisasi mempunyai hak dan
peranan yang berbeda-beda sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam lembaga
kemahasiswaan, demi terlaksananya kegiatan dan terciptanya kesejahteraan bagi
para mahasiswa dalam dunia akademik.
C.
Manfaat Pelapisan Sosial dalam
ORMAS/Lembaga Kemahasiswaan
Adapun manfaat dari pelapisan sosial
adalah agar terciptanya kelompok-kelompok yang seimbang, dan memudahkan
masyarakat untuk mengetahui status dan peranannya masing-masing dalam pelapisan
sosial, dan agar mendorong orang-orang yang terdapat dalam lapisan sosial yang
paling bawah atau sedang,untuk mampu bersaing dan berusaha untuk mendapatkan kedudukan/status
sosial dalam lapisan sosial teratas dalam hidupnya.
BAB III
KESIMPULAN
Lembaga/organisasi kemahasiswaan
adalah sebuah organisasi yang sengaja di buat dalam dunia akademik bagi para
mahasiswa. yang mempunyai visi dan misi serta tujuan untuk mencapai
kesejahteraan dalam lingkungan akademik dengan mengembangkan bakat atau kemampuan
yang dimiliki para mahasiswa. lembaga kemahasiswaan dibentuk oleh, dari dan
untuk mahasiswa demi kebutuhan dan kepentingannya.
Di dalam lembaga kemahasiswaan juga memiliki
struktur dan unsur-unsur yang berperan aktif dalam menjalankan sistem
organisasi kemahasiswaan yang diperankan oleh setiap personil sesuai dengan
jabatannya yang memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda. Kemudian setiap
unsur-unsur dalam struktur organisasi/lembaga ialah bersifat dinamis dan
terbuka. Artinya bahwa setiap personil dalam struktur organisasi itu dapat
berganti-ganti sesuai dengan situasi dan kondisinya, yang dapat menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan pelapisan sosial dalam dalam tubuh
lembaga/organisasi itu sendiri.
Selain itu setiap struktur/unsur-unsur
dalam organisasi selalu dibedakan dengan adanya pelapisan sosial. Dengan adanya
pelapisan sosial dalam tubuh lembaga/organisasi memberikan pandangan dan
penilaian yang berbeda-beda dari seseorang kepada orang yang lainnya, bisa
dilihat dari pergaulan atau hubungannya dengan orang lain.
Adapun struktur yang ada dalam lembaga
organisasi kemahasiswaan adalah sbg:
-
Ketua/Pimpinan universitas
-
BEM universitas ( badan eksekutif
mahasiswa )
-
BEMF ( badan eksekutif mahasiswa
fakultas )
-
UKM ( unit kegiatan mahasiswa )
-
Anggota ( Mahasiswa-Mahasiswi )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar